Moral dan musik lagu dangdut rhoma irama



Nama: Siti Mudrikah
Kelas: 3A BSA FAH UIN JAKARTA
Pelajaran: Nadzriyah Al-Adab


MORAL DAN SEBUAH KARYA SASTRA
Moral Dan Musik
Moral dalam kehidupan manusia memiliki kedudukan yang amat penting. Nilai-nilai moral sangat di perlukan bagi manusia, baik kapasitasnya sebagai pribadi maupun sebagai anggota suatu kelompok (masyarakat dan bangsa). Peradaban suatu bangsa dapat di nilai mealalui karakter moral masyarakatnya
Moral memilki kedudukan yang amat penting, Karena manusia dalam hidupnya harus patuh pada norma-norma, aturan-aturan, adat istiadat, undang-undang, dan hukum yang ada dalam suatu masyarakat. Norma-norma, aturan-aturan, undang-undang, dan hukum, baik yang dibuat atas kesepakatan sekelompok manusia atau aturan yang berasal dari hukum tuhan (wahyu).
Berbicara moral, maka akan terkait dengan etika dan akhlak. Istilah moral menurut ensiklopedia nasional Indonesia berasal dari Bahasa latin mores yang berarti norma-norma sosial yang menyajikan ukuran, patokan, atau standar moral bagi tingkah laku individu-individu dalam suatu kelompok atau masyarakat.
Relasi moral dan lirik musik, terutama dalam lirik musik dangdut Rhoma Irama terdapat hubungan yang saling bersinggungan. Dalam lirik musik dangdut, di samping memuat nilai-nilai estetika juga memuat nilai-nilai moral (pesan moral). Seabagaimana ulama dan pujangga dalam menulis karya sastranya terdapat pesan-pesan religi, demikian pula dengan seniman. Salah satu seniman dan pelaku musik yang menjadikan lirik musik sebagai penyampaian nilai-nilai religi adalah Rhoma Irama.
Melalui lirik musik, Rhoma Irama berusaha mengekspresikan karya-karyanya melalui iringan genre musik dangdut. Lirik-lirik musik yang di perdengarkan kepada pendengarnya, di samping berfungsi sebagai fungsi rekreatif (hiburan) juga berfungsi sebagai sarana atau media penyampain pesan-pesan moral agama. Sebagian besar lirik-lirik musik yang di ciptakan Rhoma Irama mengandung nilai-nilai ajaran agama, dalam hal ini adalah agama Islam.
Lirik-lirik musik karya Rhoma Irama merupakan bentuk ekspresi yang terdapat dalam diri penyair tersebut, sekaligus ekspresi perasaan terhadap gejala sosial yang terjadi di dalam masyarakat. Ekspresi karya sastranya di ungkapkan melalui lirik-lirik lagu yang di iringi dengan musik. Musik merupakan suatu bentuk eskspresi atau ungkapan dari jiwa manusia. Ekspresi yang muncul dari musik bisa berupa ekspresi kebahagiaan atau ekspresi kesedihan. Dalam ensiklopedi nasional Indonesia musik di artikan sebagai cetusan ekspresi perasaan atau pikiran yang di keluarkan secara teratur dalam bentuk bunyi.

Nilai-Nilai Moral Dalam Karya Sastra Lagu Dangdut Rhoma Irama
            Sebelum menguraikan nilai-nilai moral dalam lirik musik dangdut Rhoma Irama, perlu penulis sampaikan secara singkat tentang beliau. Sebagaimana di ketahui bahwa Rhoma Irama merupakan raja dangdut Indonesia. Ia di lahirkan pada 11 desember 1946 di tasikmalaya, jawa barat. Ayahnya, Raden Burdah dan ibunya RA. Tuti Juwariyah. Keduanya merupakan orang-orang yang sangat suka terhadap musik, sehingga sejak kecil Rhoma Irama sudah di kenalkan dengan musik. Sejak kecil hingga dewasa Rhoma Irama sudah terlihat bakatnya dalam menyanyi. Awal perjalanan karir musiknya seperti di kemukakan dalam ensiklopedi Indonesia (1989:2903), berawal ketika ia bergabung dengan kelompok “Tornado” dan grup musik “Varia Irama Melody”, hanya sekali-kali ia membawakan lagu melayu.
            Pada tahun 1968 Rhoma menyanyi bersama grup OM “Purnama” di sini ia bertemu dengan Elvi Sukaesih yang kemudian hari di kenal sebagai “ratu dangdut”. Melihat kemampuan Rhoma pimpinan OM “Candralela”, Husen Bawafie, pada tahun 1969 mengajaknya rekaman untuk menyanyikan lagu “ingkar janji”.
            Dua tahun sesudah itu karier Rhoma di bidang musik mulai menanjak. Lagu bina ria, yang ia rekam bersama OM “Purnama”, menduduki tempat pertama dalam deretan lagu-lagu dangdut. Sejak itu Rhoma Irama menetapkan hati untuk membawakan lagu-lagu melayu. Kemudian pada tahun 1971 Rhoma Irama mendirikan OM Sonata Group dan berduet bersama Elvi Sukaesih sampai tahun 1975. Grup Sonata menurut catatan wentrub di deklarasikan pada tanggal 13 oktober 1973 sebagai “The Voice Of Muslims”. Menurut Rhoma Irama tujuan musik tidak hanya sebagai media hiburan, akan tetapi juga berfungsi sebagia media informasi, pendidikan, media pemersatu bangsa, bahkan sebagai media dakwah.
            Genre musik dangdut Rhoma Irama, dalam lirik-lirik musik ciptaanya, sebagian besar berisi pesan-pesan moral dan sebagian yang lain berisi tentang cinta, kritik social terhadap kehidupan masyarakat, bangsa, dan dalam kehidupan beragama. Meskipun lirik-lirik musiknya berisi pesan-pesan agama, ada beberapa lagu yang secara tegas berisi tentang moral (akhlak). Akan tetapi di sisi lain ada beberapa lirik musikny yang berisi tentang moral, namun didilustrasikan secara samar. Maka bahasan berikut ini akan mengungkap karya-karya Rhoma Irama yang mengandung nilai-nilai moral (akhlak).
            Karya Rhoma Irama terutama lirik-lirik musik dangdut tak terhitung jumlahnya. Data tentang lirk-lirk musik ciptaan Rhoma Irama yang pernah saya miliki dalam bentuk kaset adalah sebanyak 300 lagu dari yang di ciptakannya pada tahun 1970 an sampai sekarang. Berikut ini saya akan memaparkan beberapa judul lirik musik dangdut Rhoma Irama antara tahun 1970-1980 yang memiliki nilai-nilai moral. Dan membaginya menjadi beberapa bagian di antara nya adalah: nilai moral dalam kehidupan individu, nilai moral dalam kehidupan keluarga, nilai moral dalam kehidupan bermasyarakat nilai moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta nulai moral dalam kehidupan beragama.

1.      Nilai Moral Dalam Kehidupan Individu
Judul lirik musik yang terkait dengan nilai moral dalam kehidupan individu adalah: setetes air hina, begadang, darah muda, banyak jalan menuju roma, rupiah, ingkar, tersesat, la ilaha illallah, takwa, kematian, dan sebujur bangkai. Dari sekian banyal lirik tersebut tidak akan di kupas satu persatu dari judul-judul yang melainkan akan di ulas secara umum. Berikut ini saya ulas nilai moral yang terdapat dalam lirik-lirik musik dangdut tersebut, seperti yang terdapat dalam judul la ilaha illallah. Adapun lirik musiknya sebagaimana berikut ini: la ilaha illallah//bismillahirrohmanirrohim//qul huwallahu ahad, allahush shamad//lam yalld walam yulad//walam yakun lahu kufwan ahad//katakana, tuhan itu satu//tuhan tempat menyembah dan meminta//katakana tuhan itu satu//tuhan tak beranak dan tak di peranakkan//la ilaha illallah (tiada tuhan selain allah)// la ilaha illallah (tiada tuhan selain allah)//mengapa kau tuhankan manusia//mengapa kau menuhankan benda//janganlah kau menduakan dia//janganlah kau menyekutukan-nya//alam dan isinya semua ciptaan-nya//tiada satupun yang mnyerupai-nya//la ilaha illallah (tiada tuhan selain allah)//la ilaha illallah (tiada tuhan selain allah)`
Lirik-lirik di atas sesungguhnya mengandung pesan moral, sekaligus juga merupakan sebuah kritik sosial bagi masyarakat Indonesia umumnya dan bagi umat islam khususnya sebagai makhluk personal dalam kehidupan masyarakat. Fakta yang terjadi banyak kasus-kasus amoral yang di lakukan oleh masyarakat Indonesia pada umumnya dan sebagian di lakukan oleh umat islam (oknum) pada khususnya. Seperti kasus korupsi, kolusi, nepotisme (KKN), pembunuhan, perampokan, minuman keras, narkoba, perzinahan dan sebagainya.
Fakta dan kasus di atas adalah cermin dari rendahnya nilai moral yang di miliki oleh manusia sebagai individu dalam suatu masyarakat. Menurut saya faktor yang menyebabkan terjadinya tindakan atau perilaku amoral tersebut adalah lemahnya akidah tauhid atau iman yang di miliki oleh seorang muslim, ajaran islam yang belum di laksanakan secara kaffah, dan belum adanya nilai ihsan dalam pribadi seorang muslim.

2.      Nilai Moral Dalam Kehidupan Keluarga
Judul lirik lagu karya Rhoma Irama yang berkaitan dengan nilai moral dalam kehidupan keluarga adalah sebagai berikut: satu di antara  dua, tak tega, rujuk, keramat, takwa. Berikut akan di uraikan nilai moral yang terdapat dalam salah satu judul lagu di atas yaitu “keramat” berikut lirik sekaligus pemaparannya. Hai manusia, hormati ibumu//yang melahirkan dan membesarkanmu//darah dagingmu dari air susunya//jiwa ragamu dari kasih sayangnya//dialah manusia satu-satunya//yang menyayangi mu tanpa ada batasnya//do’a ibumu di kabulkan tuhan//dan kutukannya jadi kenyataan//ridlo ilahi karena ridlonya//murka ilahi karena murkanya//bila kau sayang pada kekasih//lebih sayanglah pada ibumu//bila kau patuh pada rajamu//lebih patuhlah pada ibumu//bukannya gunung tempat kau meminta//bukan lautan tempat kau memuja//bukan pula dukun tempat kau menghiba//bukan kuburan tempat memohon do’a//tiada keramat yang ampuh di dunia//selain dari do’a ibumu jua//. Simbol yang terdapat dalam lirik di atas, dalam pembacaan semiotik memiliki beberapa makna. Kata “ibu” merupakan tanda (signifier) berupa satuan bunyi yang menandai (signified), kata ibu mempunyai arti: “orang yang melahirkan kita” secara fisik. Pada bait di atas sosok “ibu” di simbolkan sebagai seseorang yang begitu agung (di keramatkan). Sosok “ibu” bagaikan ratu atau bahkan dapat di sebut sebagai simbol “tuhan” yang di keramatkan sebagai simbol “kesucian” bagi manusia. Secara simbolik do’a ibu merupakan manifestasi dari terkabulnya sebuah do’a, begitu pula sebaliknya dengan kutukannya. Lirik di atas, memiliki makna tersembunyi. Dalam ajaran islam ibu di simbolkan sebagai kunci surga. Makna moral dari lirik di atas, terdapat dalam kata “do’a ibumu”. Jadi dapat di katakan bahwa simbol seorang ibu merupakan perantara terkabulnya suatu do’a. dalam konteks ini, tentunya seorang ibu yang sholehah adalah seorang ibu yang memiliki kedekatan dengan tuhan. Karena do’a merupakan ruh dari ibadah.
Dalam lirik ini terdapat pesan “berabkti kepada ibu” sebagai bentuk perwujudan akhlak seorang anak kepada ibunya. Alqur’an secara tersirat meyebutkan: “dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-bainya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedu-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia (QS. 17:23).

3.      Nilai Moral Dalam Kehidupan Bermasyarakat
Selanjutnya judul lagu Rhoma Irama yang mengandung nilai-nilai moral dalam kehidupan bermasyarakat adalah: teman, sahabat, dilarang melarang, lapar, buta, nyanyian setan, dan takwa. Berikut ini salah satu contoh lirik yang berjudul teman: tak seorang pun menemaniku//tak seorang pun mendekatiku//setelah aku miskin tak berhartalagi//tetapi dulu teman temanku//setiap saat datang padaku//memang bila orang sedang jaya//siapa pun menyanjungnya//tapi bila daia jatuh susah//lenyap semua temannya//itulah dunia yang dipandang hanyalah benda//sukar di cari teman sejati//yang merasakan derita dir//mungkin dalam seribu tak terdapat satu//hidupku kini pedih sekali//karena tiada berteman lagi//. Sahabat:mencari teman memang mudah//pabila untuk teman suka//mencari teman tidak mudah//pabila untuk teman duka//banyak teman di meja makan//teman waktu kita jaya//tetapi di pintu penjara//di sana teman tiada//mencari teman memang mudah//pabila untuk teman suka//mencari teman tidak mudah//pabila untuk teman duka//sesungguhnya nilai teman yang saling setia lebih dari saudara//itu hanya mungkin bila di antara kita seiman seagama//seumpama tubuh ada yang terluka//sakitlah semuanya//itulah teman dalam takwa//satu irama selamanya//itulah teman yang setia//dari dunia sampai surga//bila teman untuk dunia//itu hanya sementara//tapi teman dunia kahirat//itu barulah sahabat//itulah teman dalam takwa//satu irama selamanya//itulah teman yang setia//dari dunia sampai surge.
Lirik dengan judul teman secara kontekstual relevan untuk di wujudkan dalam kehidupan masyarakat. Hal ini di karenakan manusia merupakan makhluk sosial yang bergantung pada manusia lainnya. Dalam lirik ini memuat kritik sosial bagi masyarakat yang tidak memiliki kepedulian terhadap sesama. Ajaran Islam secara tegas mengajarkan kepada umatnya agar selalu berbuat kebajikan (kewajiban moral) kepada sesama. Hal ini terdapat dalam surat an-nisa:36 yang artinya “dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, karib kerabat anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu”.
Pesan moral yang terdapat dalam lirik ini adalah agar manusia memliki kepedulian social kepada sesama. Lirik musik yang berjudul teman merupakan kritik bagi mereka yang egois dalam berteman. Teman dalam kehiudpan manusia bermacam-macam. Ada teman yang senasib sepenanggungan, yang berjalan selalu beriring, merasakan susah apabila temannya susah, dan bergembira apabila temannya bergembira. Teman yang akrab yang betul-betuh teman adalah apabila seseorang pada satu waktu dalam keadaan susah, dia tetap memperlakikan sebagai teman, bahkan menolong untuk meringankan kesusahan kita. Teman yang baik dalam hal ini adalah teman yang mampu mendorong untuk berbuat kebajikan. Kewajiban seseorang terhadap temannya adalah mampu membimbing dan memberikan pengaruh yang baik agar bermoral yang baik (akhlak karimah). Jadi dalam hal memilih teman hendaknya teman yang dapat menerima segala keadaan, tidak hanya berteman ketika dalam keadaan senang saja, akan tetapi juga berteman ketika dalm keadaan susah. Al-ghazali dan ibn miskawih berpendapat bahwa persahabatan yang seiman. Menurut saya bersahabat dengan orang yang tidak seiman boleh saja, akan tetapi sebatas prinsip-prinsip umum di masyarakat dan tidak menyangkut persahabatan dalam ibadah, karean iu merupakan kebutuhan masing-masing individu kepada yang ia percayai sebagai tuhan. Jika di analisis lebih lanjut lirik di atas dimaksudkan pada persahabatan anatara seorang muslim dan muslim lainnya. Al-quran secara tegas memerintahkan umat muslim yang beriman untuk saling bersaudara (bersahabat) (Qs. Alhujurat:10).

4.      Nilai Moral Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara
Lirik lagu berikutnya adalah yang berkaitan dengan nilai moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terdapat dalam beberapa judul berikut: 135.000.000 (serratus tiga puluh lima juta), Indonesia, adu domba, judi, haram, dan takwa. Berikut salah satu contoh lirik lagu yang berjudul 135.000.000: seratus tiga puluh lima juta//penduduk Indonesia//terdiri dari banyak suku bangsa//itulah Indonesia//ada  Sunda, ada  Jawa//Aceh, Padang, Batak//dan banyak lagi yang lainnya//seratus tiga puluh lima juta//penduduk Indonesia//terdiri dari banyak suku bangsa//itulah Indonesia//janganlah saling menghina//satu suku bangsa dengan lainnya//Karena kita satu bangsa//dan satu Bahasa Indonesia//bhineka tunggal ika//lambang negara kita Indonesia//walaupun bermacam-macam aliran//tetapi satu tujuan//seratus tiga puluh lima juta//penduduk Indonesia//terdiri dari banyak suku-bangsa//itulah Indonesia //Betawinya, Makassarnya//Bugis, Ambon, Dayak//dan banyak lagi yang lainnya//seratus tiga puluh lima juta//penduduk Indonesia//terdiri dari banyak suku-bangsa//itulah Indonesia.
Bangsa yang beradab adalah bangsa yang memegang teguh pada nilai-nilai moral. Sejarah menyatakan jatuhnya Andalusia di Spanyol merupakan bukti bahwa ketika para pemimpin telah terlena dengan kedudukan dan kekuasaan, maka kejayaan yang pernah ada hanya tinggal kenangan. Dalam konteks ke-Indonesiaan, sebagaimana di kemukakan dalam buku “etika berkeluarga, bermasyarakat dan berpolitik”, bahwa Indonesia terdiri dari bangsa yang majemuk dan plural, maka bangsa Indonesia bukanlah suku Jawa, Sunda, Bugis, Aceh, Batak, Padang, Asmat, Ambon, Bali, Madura, dan lain-lain, akan tetapi suku-suku tersebut merupakan satu kesatuan sebagai bangsa yang satu, yaitu bangsa Indonesia. n dengan nilai-nilai moral yang terdapat dalam lirik musik dangdut Rhoma Irama, maka lirik tersebut memiliki nilai moral yang mulia yakni adanya persatuan dan kesatuan bangsa. Lirik yang berjudul 135 juta tersebut secara cerdas memuat nilai-nilai nasionalisme suatu bangsa. Bangsa Indonesia sebagaimana di sebut di atas, terdiri dari suku bangsa dan Bahasa, keragaman suku, budaya, Bahasa dan kekayaan hayati Indonesia adalah merupakan sarana untuk mempererat persatuan dan kesatuan. Dalam lirik ini sesungguhnya terdapat pesan moral untuk semua masyarakat Indonesia. Penduduk Indonesia meskipun mayoritas beragama islam, adalah bukan negara islam. Maka hormat menghormati antar pemeluk agama adalah merupakan moral yang terpuji.

5.      Nilai Moral Dalam Kehidupan Beragama
Kemudian nilai moral yang berkaitan dengan kehidupan beragama terdapat dalam lirik lagu dangdut rhoma irama yang berjudul: harga diri, lidah, hak azazi, adu domba dan takwa. Berikut ini salah satu contoh lirik yang berkaitan dengan hal tersebut yaitu yang berjudul hak azazi:hormati hak azazi manusia//Karena itu fitrah manusia//kita semua bebas memilih//jalan hidup yang di sukai//tuhan pun tidak memaksakan//apa yang hambanya lakukan//terapkan demokrasi Pancasila//sebagai landasan negara kita//janganlah duka memperkosa//kebebasan warga negara//Karena itu bertentanan//dengan perikemanusiaan//kebebasan beragama (itu hak asasi)//kebebasan berbicara (itu hak asasi)//kita bebas untuk melakukan segala-galanya//asal saja tidak bertentangan dengan Pancasila//kebebasan berusaha (itu hak asasi)//kebebasan untuk berkarya (itu hak asasi)//kita bebas melakukan segala-galanya//asal saja tidak bertentangan dengan Pancasila.
Nilai-nilai moral dalam kehidupan beragama di Indonesia khusunya tentang toleransi (tasamuh) cenderung meningkat. Lirik lagu yang berjudul “hak azazi”, memuat pesan-pesan moral dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan beragama sekaligus. Hal ini dapat di ketahui dari bait berikut ini: hormati hak asasi manusia//Karena itu fitrah manusia//kita semua bebas memilih//jalan hidup yang di sukai//tuhan pun tidak memaksakan//apa yang hambanya lakukan//terapkan demokrasi Pancasila//sebagai landasan negara kita//janganlah suka memperkosa//kebebasanwarganegara//Karenaitubertentangan//denganperikemanusiaan//kebebasan beragama (itu hak asasi)//kebebasan berbicara (itu hak asasi)”.
 Pesan yang ingin di sampaikan dalam lirik ini adalah perlunya persatuan dan kesatuan bangsa. Manusia dapat memilih jalan hidupnya sendiri tanpa ada paksaan bahkan tuhan pun tak pernah memaksa manusia untuk melakukan ini dan itu. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa etika dalam berbangsa, bernegara, dan beragama adalah apabila sesuai dengan norma-norma yang terdapat dalam Pancasila itu sendiri. Dalam lirik ini tentunya nilai-nilai moral yang terkandung didalamnya dapat diimplementasikan dalam masyarakat Indonesia.
Terakhir yang dapat saya simpulkan adalah bahwa nilai-nilai moral yang terdapat dalam lirik-lirik lagu dangdut Rhoma Irama sesungguhnnya merupakan interpretasi dari al-quran dan hadits nabi yang di jadikan rujukan utama. Pesan-pesan moral tersebut di sampaikan dalam Bahasa yang lebih ringan dan mudah di pahami serta mengena bagi para pendengarnya yaitu melalui lirik-lirik musik dangdut. Nilai-nilai moral tersebut di atas di antaranya adalah nilai amanah, jujur, adil, kasih saying, kepercayaan, persaudaraan, persatuan dan toleransi dan lain sebagainya dapat di implementasikan dalam kehidupan individu, keluarga, masyarakat, berbangsa, bernegara dan dalam kehidupan beragama. Nilai-nilai moral tersebut tetap relevan untuk di implementasikan pada masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang.

         

Komentar